Mauro Icardi bukanlah penyerang sembarangan di Serie A Italia. Sejak membela Sampdoria, kariernya sudah cukup menjanjikan. Hijrah ke Internazionale Milan pada awal musim 2013/2014 pun membuat namanya semakin meroket.
Di Inter, khususnya saat ini, Icardi adalah ujung tombak utama, bahkan menjadi kapten tim. Lini pertahanan lawan manapun akan kerepotan menghadapi Icardi. Pada musim 2014/2015, di usia 22 tahun, ia meraih penghargaan capocannoniere atau pencetak gol terbanyak Serie A dengan 22 gol.
Musim ini, gelontoran gol Icardi pun menjadi senjata utama Inter. Total ia sudah mencetak dari 18 gol. Sementara yang menjadi pencetak gol terbanyak Serie A ialah Andrea Belloti dan Edin Dzeko yang sama-sama mengoleksi 23 gol.
Meskipun begitu, hal itu tampaknya belum cukup membuat Icardi mendapatkan panggilan dari timnas Argentina. Pelatih Argentina, Edgardo Bauza, lebih memilih Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Paulo Dybala, Angel Correa, Lucas Pratto, dan Lucas Alario. Untuk tiga nama pertama, mereka memang layak. Namun untuk tiga nama terakhir, banyak yang menilai kemampuan Icardi lebih baik.
Untuk Correa dan Alario, usianya yang masih muda (22 dan 24 tahun) bisa jadi alasannya. Namun untuk pemanggilan Lucas Pratto, cukup mengerenyitkan dahi banyak pihak. Pratto yang saat ini membela kesebelasan asal Brasil, Atletico Mineiro, sudah berusia 29 tahun. Sementara levelnya yang bermain di Liga Brasil, tentu tak sama dengan Aguero dan Higuain (yang juga berusia 29 tahun).
Penampilan Pratto pada tahun 2016 pun tak lebih baik dari Icardi. Dari 27 penampilan bersama Mineiro, ia hanya mencetak 11 gol. Bahkan di musim Serie A Brasil 2016, mantan penyerang Genoa ini hanya mencetak satu gol dari enam penampilan, ketika Icardi tampil beringas musim ini.
Akan tetapi Mauro Icardi bukanlah tipikal pemain yang gampang putus asa. Striker Inter Milan ini selalu berusaha memandang segala sesuatu dari sisi positif.
Karenanya, ketika ia lagi-lagi tak dipanggil pelatih timnas Argentina, Edgardo Bauza, ia justru berusaha melecut diri lagi agar bisa terbang lebih tinggi agar bisa dianggap pantas berbaju Tango.
Striker Nerzzurri ini memang hanya pernah merasakan sekali membela Argentina. Itu pun hanya menjadi pemain pengganti dengan tampil delapan menit saat kalah dari Uruguay di kualifikasi Piala Dunia lalu.
Icardi pun kini fokus untuk membawa Inter lolos ke Liga Champions musim depan. Dalam pandangannya, tiket ke Liga Champions akan menjadi nilai lebih untuk masuk timnas, dan striker 24 tahun ini optimistis Nerazzurri masih punya peluang merangsek ke peringkat tiga serie A untuk mendapatkan tiket ke kualifikasi Liga Champions.
Cukup ironis memang nasib Icardi. Meski ia telah menjadi kapten tim sebesar Inter, meski gol terus bergelontoran dari kaki dan kepalanya, ia masih juga tak mendapatkan panggilan dari timnas. Padahal sebelumnya, ia rela menolak tawaran Cesare Prandelli untuk menjadikannya oriundo di timnas Italia. Entah apa lagi yang harus dilakukannya untuk bisa berseragam timnas Argentina.